Peran AFSC sebagai INGO Berbasis Agama dalam Aksi Kemanusiaan di Yogyakarta

Oleh: Heditia Syahputri Damanik, Christy Pravita Kumesan, Saltiq Fajar ( Mahasiswa Global Humanitarian Diplomacy, Program Pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada)

Latar Belakang

American Friends Service Committee (AFSC) merupakan sebuah International Non Governmental Organization (INGO) berbasis keagamaan yang bergerak dalam isu perdamaian, keadilan sosial, dan pelayanan kemanusiaan. Keberadaan AFSC merupakan suatu bukti ungkapan nyata keyakinan iman dari Religious Society of Friends (Quakers). The Quakers adalah komunitas dari latar belakang agama Kristen dan denominasinya yang memahami bahwa bimbingan Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran yang ditemukan melalui pengalaman dan tindakan yang dialami oleh friends bukan hanya milik kelompok tertentu saja. Oleh karena itu, dalam karyanya AFSC mengajak semua orang dari berbagai keyakinan, agama dan latar belakang untuk dapat berbagi nilai-nilai yang membantu membangkitkan semangat hidup dan yang dapat membawa pada berbagai kekayaan pengalaman hidup dan pemahaman spiritual.

AFSC berpusat di Amerika Serikat dan berdiri di Indonesia sejak tahun 1970. Di Indonesia, ruang lingkup kerja AFSC berada di tiga wilayah, yaitu Aceh, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur, dimana Yogyakarta merupakan kantor pusat AFSC untuk wilayah Indonesia.

Sebagai NGO yang berbasis keagamaan, dalam hal ini agama Kristen, AFSC mungkin mengalami banyak tantangan dalam menjalankan program-programnya di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya adalah muslim.  Akan tetapi, apabila dilihat dari kesinambungan eksistensi AFSC di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1970, maka dapat dikatakan bahwa AFSC mampu mempertahankan visi misi mereka dan mampu menyatu dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas penganut agama Islam. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin melihat sejauh mana AFSC, sebagai organisasi berbasis keagamaan, menjalankan program-programnya di lingkungan masyarakat Indonesia yang mayoritas non-Kristen. Selain itu, penting juga untuk dikaji mengenai pengimplementasian prinsip-prinsip humanitarian oleh AFSC dalam menjalankan programnya, mengingat AFSC merupakan organisasi berbasis keagamaan yang mungkin memiliki prinsip yang tidak sejalan dengan prinsip pemberian bantuan dalam perspektif humanitarian.

 Rumusan Masalah

1. Apakah tantangan yang dihadapi AFSC dalam melaksanakan program di Yogyakarta?
2. Bagaimana AFSC menerapkan prinsip-prinsip humanitarian di dalam program kerja di Yogyakarta?

Paper lengkap bisa diunduh di sini